Nih da cerita baru lg dari teman kita yang punya nama Fuad Djadul
begini nih...ceritanya.....
Hujan masih saja turun memadati ruang-malam yang berangsur menyepi, mengisi sisa-sisa petang dengan segala temaram yang menopangku hingga sampai dihalaman rumah itu....Perempuan itu duduk disebelahku, terpisah oleh sebuah meja kaca bundar yang tidak biasanya sepenuh itu...sebuah gunting besar, segulung benang warna putih, kain-kain paneL, asbak kecil yang masih kosong.. semuanya tergeletak seadanya disana tanpa formasi yang jelas....
Perempuan itu bangkit..melewatiku begitu saja, kemudian kembali membawa secangkir Teh tubruk, aku menghirupnya pelan..." Tangan yang cekatan", ucapku dalam hati tanpa memandangnya secuilpun...aku perhatikan tanganya yang cekatan itu sibuk entah menjahit apa....kemudian melemparkan pandangku pada langit yang masih hujan, aku dan dia masih tetap diam...diam dalam pikiran masing-masing tanpa ada keinginan untuk menerka apa yang ia pikirkan...ini adalah malamku,
maka aku akan menikmatinya dengan caraku....
Secangkir teH tubruk yang ia hidangkan tinggal setengah....aku matikan puntung rokok ke tiga meletakanya begitu saja diatas asbak kecil tadi, Aku memandang perempuan itu, memandangnya dalam-dalam dengan perasaan yang aku sendiri tak tau...Perempuan itu menyadarinya, mencoba membalas pandanganku, tapi sia-sia..dia tak pernah bisa melakukannya, kemudian Perempuan itu kembali menunduk...kali ini aku tak perduli, bahkan ketika aku kembali mencoba menemukan pesonanya...aku tidak menemukan apa-apa..hanya kekosongan....
Aku masih membiarkan pandangan mataku menerawang kelangit...hanyut dalam pikiranku sendiri, hilang kontak dengan realitas....ketika berangsur-angsur aku menyadari keberadaanku, kudapati langit masih mendung meski hujan tinggal sisa-sisa..kudengar lagu geisya melantun lirih lewat Mp3 player di HPnya,berganti lagi, berganti lagi masih dengan lagu-lagu melow...terdengar akrab tapi sama sekali tak tau siapa sang Biduan....
Aku bakar lagi Rokok ke empat...menikmatinya sambil sesekali menghirup Teh tubruk buatannya, masih diam tanpa berkata-kata hanya menikmatinya sendiri dengan diam dan angkuh...Asapnya memburai kemana-mana mengisi kehampaan ruang-ruang antara aku dan dia, merambati hening waktu kemudian menguap kelangit malam...AKu habiskan sisa-sisa Teh tubruk buatanya hingga tersisa cuma ampasnya, berdiri tanpa isyarat apapun...berjabat tangan tanpa memandang lagi wajahnya, yang aku yakini masih tetap cantik....kemudian pergi tanpa merasakan makna apapun.....
Hanya satu hal...Mungkin suatu hari aku akan merindukan secangkir TeH tubruk buatannya, atau tidak sama sekali...
sebenarnya ni bukan crita gwe asli, ni kisah temen gwe panggil aja oky. kalo kalian pengen berterima kasih, buat oky ajah.aku hanya sebatas menyampaikan aja.makasih brader n sister.
BalasHapusJAHBLES
BalasHapus